Demografi Desa
Penduduk Desa Banjarlor pada awal tahun 2023 berjumlah 4.502 jiwa terdiri dari laki-laki 2.264 jiwa dan perempuan 2.238 jiwa. Jumlah kepala keluarga 1.511 KK dan jumlah rumah 1.063 buah, tersebar di 11 lingkungan Rukun Tetangga (RT) dan 4 lingkungan Rukun Warga (RW) dalam 3 kewilayahan dusun. Berikut rekapitulasi penduduk Desa Banjarlor:
No. | RT | RW | JUMLAH RUMAH (unit) | JUMLAH KK (orang) | JUMLAH PENDUDUK (jiwa) | LK (jiwa) | PR (jiwa) |
1 | 001 | 001 | 120 | 162 | 501 | 257 | 244 |
2 | 002 | 001 | 75 | 109 | 346 | 169 | 177 |
3 | 003 | 001 | 108 | 175 | 491 | 242 | 249 |
4 | 004 | 002 | 124 | 158 | 442 | 231 | 211 |
5 | 005 | 002 | 126 | 186 | 539 | 272 | 267 |
6 | 006 | 003 | 132 | 181 | 543 | 264 | 279 |
7 | 007 | 003 | 102 | 142 | 415 | 205 | 210 |
8 | 008 | 003 | 85 | 118 | 363 | 197 | 166 |
9 | 009 | 004 | 50 | 68 | 203 | 97 | 106 |
10 | 010 | 004 | 77 | 117 | 357 | 173 | 184 |
11 | 011 | 004 | 64 | 95 | 302 | 157 | 145 |
JUMLAH | 1.063 | 1.511 | 4.502 | 2.264 | 2.238 |
Hampir 100% penduduk beragama Islam. Jumlah penduduk non Muslim tidak mencapai 10 jiwa jika dilihat dari data kependudukan. Peribadatan dan budaya Islam melekat dalam keseharian, serta berbagai acara seremonial Islami rutin diadakan. Hanya sejumlah kecil masyarakat yang masih mempertahankan kepercayaan nenek moyang, misalnya mengadakan sesaji pada momen tertentu.
Penduduk Desa Banjarlor sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani pemilik dan petani penggarap sawah. Sebagian lagi menjadi buruh tani, wiraswasta, wirausaha dan pedagang. Potensi Desa Banjarlor yang menonjol diantaranya usaha pembuatan bata merah. Disamping itu terdapat juga industri rumah tangga berupa kerajinan gribig dan cepon yang terbuat dari bambu, industri pembuatan gelaran/amparan/layar. Terdapat juga industri rumah tangga di bidang kuliner yaitu pembuatan tahu, harumanis, dan aneka kue. Masyarakat yang berusia produktif rata-rata memiliki keahlian dalam bidang teknik bangunan sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya mereka bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan bahkan di beberapa kota di luar Pulau Jawa.
Walaupun potensi alam yang ada di Desa Banjarlor sangat terbatas dari segi kualitas maupun kuantitas, akan tetapi alhamdulillah pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan indikasi merendahnya angka kemiskinan dan bermunculannya usaha-usaha kecil dengan ragam yang baru. Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh bantuan beberapa pihak seperti BRI, BKD, serta badan keuangan lainnya.
Walaupun berdasarkan nama desa (Banjarlor; Lor adalah bahasa Jawa) akan tetapi penduduk desa Banjarlor mayoritas dan bahkan hampir 100% bersuku Sunda. Hal ini berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan serta budaya masyarakatnya. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari diantaranya bahasa Sunda, bahasa Indonesia, dan sebagian kecil bahasa Jawa. Budaya masyarakatnya juga identik dengan budaya Sunda di provinsi Jawa Barat, contohnya seni budaya yang dikenal yaitu Wayang Golek, seni Jaipong, dan lainnya. Hanya saja karena akulturasi budaya sehingga sekarang ini masyarakat desa Banjarlor juga mengenal dan terpengaruh budaya Jawa. Pada acara pagelaran Wayang Golek yang biasanya selalu diselingi lagu dan musik Jaipong, sekarang terkadang diselingi musik dan lagu Campursari.