Karnaval dan Jalan Sehat pada Masa Degradasi Pandemi

  • Feb 22, 2023
  • Cecep Supriyadi
  • Kilas Balik

Banjarlor – “Well, I've walked these streets. A virtual stage, it seemed to me. Makeup on their faces. Actors took their places next to me. Well, I've walked these streets. In a carnival, of sights to see”. Demikian sebagian lirik lagu Carnival yang dinyanyikan oleh Natalie Merchant yang telah menginspirasi tulisan ini.

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi pola kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kebiasaan hidup masyarakat relatif berubah dalam hal tata cara kegiatan yang dilakukan di luar rumah dan bahkan di dalam rumah. Kebijakan pemerintah terkait adanya pandemi memang cukup ketat, akan tetapi tentunya bertujuan positif dan sangat vital, yaitu melindungi masyarakatnya.

Hampir tiga tahun di wilayah kami tidak terdengar dan terlihat adanya suatu acara rutin tahunan yang disebut karnaval. Seiring menurunnya kasus Covid-19 secara statistik, pada akhirnya pemerintah melonggarkan kebijakan dengan memperbolehkan sebagian besar acara publik. Pada hari Minggu pagi, 21 Agustus 2022, di Desa Banjarlor diadakan Lomba Karnaval dan Lomba Jalan Sehat dalam rangka Dirgahayu Republik Indonesia ke-77. Kegiatan ini diprakarsai oleh pemuda-pemudi Karang Taruna “Tunas Mandiri” Desa Banjarlor, mahasiswa-mahasiswi KKN Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes, serta mahasiswi KKN Universitas Islam Negeri (UIN) Saizu Purwokerto yang bergabung dalam satu kepanitiaan dan bekerja-sama dengan pemerintah desa. Dana untuk kegiatan ini berasal dari swadaya masyarakat dan beberapa sponsor.

Baca juga: Bimbingan Teknis Kewirausahaan dan Pemberian Bantuan Stimulan

Antusiasme masyarakat terhadap acara ini sangat tinggi. Masyarakat seakan sudah “lapar” terhadap kegiatan yang sangat dinantikan selama beberapa tahun terakhir. Laki-laki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak sangat bersemangat mempersiapkan setiap hal yang diperlukan untuk acara karnaval. Mereka membentuk grup atau regu masing-masing. Ada grup yang mewakili lingkungan Rukun Tetangga (RT), pedukuhan, instansi (sekolah), lembaga desa, dan grup yang beranggotakan komunitas tertentu.

Setiap grup memiliki ikon dan slogan masing-masing. Pakaian, atribut, sarana mobilitas, dan kelengkapan peralatan karnaval lainnya dirancang serta dihias bertemakan nasionalisme, perjuangan, dan kebhinekaan pada era moderen. Lazimnya sebuah acara karnaval, beberapa grup juga dilengkapi peralatan seni baik peralatan tradisional maupun moderen beserta sound system. Musik yang dipertunjukan dan lagu diperdengarkan ada yang bernuansa kedaerahan, nasionalisme, kebhinekaan, dan juga keagamaan. Setiap grup berparade, saling berlomba dalam hal berbusana, berkreasi, beraksi, dan tentu saja beratraksi di depan panggung kehormatan.

Penilaian lomba dilakukan oleh dewan juri yang independen. Menimbang netralitas, anggota dewan juri adalah mahasiswa dan mahasiswi KKN dari Universitas Islam Negeri (UIN) Saizu Purwokerto dan Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes. Total hadiah bagi para pemenang karnaval serta doorprize yang diberikan kepada peserta lomba jalan sehat berjumlah 77 unit atau paket hadiah. Jumlah hadiah ini selaras dengan satu momen kebangsaan yang sakral pada tahun itu, yaitu Dirgahayu Republik Indonesia ke-77.

 

(csi)